Rabu, 28 Juni 2017

Surat Tidak Bertuan

teruntuk kamu yang (mungkin) tidak membaca ini,

Biarkan aku mengucap salam terlebih dulu,
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Boleh juga bertanya kabarmu?

Nyatanya aku terlalu pengecut untuk menuliskan ini padamu, maka biar ia tak bertuan, menjadi tanda tanya untuk siapa gerangan.

Bahkan aku terlalu pencundang untuk mengerti apa yang terjadi. Aku tidak ingin mengetahuinya. Benar-benar tidak ingin memahaminya.


Aku berharap ini yang terakhir. Suratku yang terakhir. Tidak seperti surat 4 tahun lalu, nyatanya masih ada surat 2 tahun lalu. Tidak juga seperti 2 tahun lalu, nyatanya ada surat ini.

Aku hanya ingin, meminta maaf. Begitu sulit menuliskannya padamu. Untuk segala kata yang menyakiti dan perbuatan yang melukai. Untuk segala janji yang tak kunjung ditepati. Untuk segala kesalahan yang tidak aku sadari.

Aku hanya ingin meminta maaf. Untuk segala hal yang telah terlewati.

Bahkan ada di tempat yang sama tak juga mempertemukan kita. Karena memang sudah seharusnya menutup buku sejak dahulu. Ah ya, sudah.

Biar ini jadi pelajaran untuk kita. Untuk lebih berlapang dan berserah.

Selamat hidup bahagia,



------------------------------------------------------------------------------



HAHAHAHAHAHAA GA DENGGGG!!!!! FIKTIF BELAKA.

Dasar Sumi gabut!


Liburan telah tiba, mau nyampah dulu yang banyak!