Jadi , suatu hari saya pergi bersama ayah dan adik saya untuk sol sepatu. Karena musim hujan sudah datang, jadi untuk mencegah sepatu rusak, akhirnya kita pergi kesana. Ayah membawa kita ke tempat sol langganannya. Tampak sama seperti deretan di samping kanan kirinya. Kios kayu beralaskan aspal dengam bermacam-macam peralatan dan sepatu. Semuanya tampak biasa. Kami menunggu sambil diam mengamati.
Saat itu, pemiliknya datang. Tadi hanya ada emm anaknya mungkin. Kemudian datang kumpulan pemuda
"Pak yang ini harganya berapa?"
"150, de. Masih bagus itu. Coba aja diliat dulu" Ternyata disana dijual sepatu bekas juga
"Wah gabisa kurang ini pak, 110 deh?" Si pemuda sangat tertarik, begitu juga temannya.
"Yaudah boleh" Si bapa mengiyakan.
"Simpan yang ini juga boleh pa? Minggu dwpan kuta balik lagi. Sekarang cuma muat beli satu"
"Yaudah sini bapak simpan ya."
akhirnya pemuda itu pergi. Ayah saya jadi tertarik dengan obrolannya
"Padahal di kanan kiri masih banyak yang jual sepatu baru ya. Tapi belinya kesini juga"
"Iya pak masih bagus itu. Tapi yang namanya rezeki mah udah ada yang atur. Kita tinggal jalanin aja."
"......." Saya terdiam
"Disini ada berapa tukang sol sepatu, pak?" Ayah saya bertanya
"Ada 15"
"Wah banyak ya. Rame terus pak?"
" iya Alhamdulillah. Udah ada yang ngasih, tinggal percaya aja. Saya juga yakin disini lagi ada malaikat yang bagi rezeki dari-Nya."
Terus datang lagi seorang bapak. Ingin membeli sepatu bekas juga. Sama seperti tadi, hargamya ditawar. Bapak itu kembali mengiyakan.
Saya merasa...entahlah. malu? Kepadanya yang memiliki keyakinan besar kepadaNya. Kepadanya yang mempercayakan seluruh hidupnya padaNya. Rasa syukur yang dimiliki luar biasa. Jadi ingat kutipan di suatu buku "mempercayakan bukan hanya sekedar percaya" Bagaimana ia bukan hanya sekedar percaya akanNya, namun menyerahkan seluruh hidupnya...dengan usaha terbaiknya. Bagaimana ia memberi apa yang dia punya tanpa ragu akan nikmatnya.Bagaimana bapak itu berbagi dengan segala kecukupan yang dia miliki.
Terus datang lagi seorang bapak. Ingin membeli sepatu bekas juga. Sama seperti tadi, hargamya ditawar. Bapak itu kembali mengiyakan.
Saya merasa...entahlah. malu? Kepadanya yang memiliki keyakinan besar kepadaNya. Kepadanya yang mempercayakan seluruh hidupnya padaNya. Rasa syukur yang dimiliki luar biasa. Jadi ingat kutipan di suatu buku "mempercayakan bukan hanya sekedar percaya" Bagaimana ia bukan hanya sekedar percaya akanNya, namun menyerahkan seluruh hidupnya...dengan usaha terbaiknya. Bagaimana ia memberi apa yang dia punya tanpa ragu akan nikmatnya.Bagaimana bapak itu berbagi dengan segala kecukupan yang dia miliki.
Ah bapak, terimakasih. Semoga Allah selalu melimpahkan demgan rezeki yang berkah :)