Selasa, 28 Februari 2017





Untuk setiap doa yang melangit pada hari itu dan setiap doa yang dikirimkan untuk Sumayyah kapanpun dan dimanapun, semoga diaamiinkan oleh Allah.

Terimakasih untuk segala kebaikannya semua! Semoga Allah balas semua dengan kebaikan pula. Terima kasih sudah sayang sama Sumi! HAHAHAHAHAHAHAHAHA.Terimakasih buat yang dateng ke kosan hujan-hujan deras dan ngasih kitty yang nemenin di kamar hehe. Terimakasih keluarga baru yang sempet ngebuat bertanya-tanya ini siapa yang ulang tahun? HAHA. Terimakasih kost mate ku, teteh-teteh yang supeeeeer baiknya! Terimakasih yang sempetin chat sumi, terimakasih yang sempetin doa, terima kasih, terima kasih. Terima kasih untuk segala pemberiannya. Terimakasih untuk memenuhi kodekode ampasku hehe.

Terimakasih teruntuk Umi dan Ayah yang telah dititipkan selama  19 tahun anak badungnya ini sama Allah. Semoga bisa menjadi kebaikan yang mengalir untuk ayah dan umi aaamiiinnn.

Terimakasih ya Allah:(((( semoga Sumi bisa menjadi wanita sholihah dan hambaMu yang taat aaaaamiiin.

Maafkan ga semua sempet ke-foto dan screenshot huehe.

Doa terbanyak jatuh pada, semoga jodohnya didekatkan. Iyaa aamiin :(

Sedihnya tahun depan sudah kepala dua.

Semoga masih diberi umur yang barokah.

Sampai jumpa, Februariku!

Selasa, 21 Februari 2017

Jelang 19


Saya mulai bertanya-tanya, apa yang ada di pikiran Umi dan Ayah 19 tahun yang lalu. Apa yang dirasakan Umi dan Ayah 19 tahun yang lalu. Bahwasannya esok anak ketiganya akan lahir, di waktu magrib. Apakah sebegitu sakitnya, mi? Apakah sebegitu cemasnya, yah?

19 tahun kemudian, di hari ini, saya mulai memikirkan hal-hal tersebut. Saya mulai merasakan segala keresahan dan tanda tanya besar. Apa yang diharapkan Umi dan Ayah ketika esok di 19 tahun yang lalu? Apakah bahagia?

Kemudian saya bertanya sudahkah menjadi harap dan doa yang selalu dipanjatkan Umi dan Ayah. Apakah saya sudah menjadi seorang Sumayyah yang tangguh? Apakah saya sudah menjadi jawaban dari setiap aamiin yang dikirimkan ke langit?

Menjelang 19 tahun di hari esok, saya semakin ketakutan. Berada dalam tahap ini, di usia ini, bukanlah sesuatu yang mudah. Sudah berapa kali terjatuh, Sum? Hehe. Saya mulai menghitung sudah berapa banyak yang ditinggalkan dan ditemui. Sudah berapa banyak kebaikan yang diberi. Sudah berapa banyak kesalahan yang semakin menggunung.

Saya rindu 5 tahun yang lalu, 10 tahun yang lalu, 15 tahun yang lalu. Saya rindu.

Di depan sana gerbang yang bernama dewasa jaraknya terasa makin dekat. Sebentar lagi bukan angka satu yang menghiasi umur saya. Memang enak menjadi orang dewasa?



Ini ga ngikutin saya bertanya-nya Pak SBY kok :( 


Jatinangor, 21 Februari 2017