Kamis, 31 Desember 2015

Gak lucu sumpah, malu.

Saya suka nanya kapan sih berhenti ngelakuin hal-hal bodoh dan memalukan. Gatau deh. Mungkin urat malunya udah dijadiin bakso bulat-bulat.


Jadi, dua hari yang lalu saya ke Gramedia. Ngajak jalan-jalan sepupu saya yang lagi di Bogor. Nah terus disana ngeliat alat pijet bentuk kodok berwarna pink. Kenapa sih ada gituan di tengah-tengah rak buku?????!


Dengam isengnya saya ambil tuh. Terus pijet-pijet ke punggung sepupu saya itu. Pas mau balikin....


PRANG


PRANG


iya jatoh.



Terus kakinya copot satu gelindingan.



Terus saya ngejar-ngejar ngambilin kakinya itu.


DILIATIN ORANG-ORANG.



KENAPA JUGA MESTI COPOT TUH KAKI KODOK?


BETE.



Ya akhirnya merengek-rengek ke umi




"Miii bayarin dong. Pake uang aku ini. Tapi malu banget"


WAKAKAKA UMINYA OGAH.



Dengan menahan malu ke kasir. Pas di kasir


"Mbak...yang ini?"


"Iya jatoh mbak kakinya langsung copot tuh"


Jadilah saya pulang membawa kodok itu. Ada di atas lemari. Kesel setiap liatnya. Yaudahlah.  HAKHAKHAKAK


Terus kemaren juga main di Taman Irma Ade Suryani. Pokonya di Taman Topi. Isi mainannya kaya Pasar Malem tapi ini siang. Daripada sepupu saya ngerengek-ngerengek yaudah diajak main aja . 


Dengan membuang jauh-jauh rasa malu, setelah naik monorail sama bom-bom car (saya mah teriak-teriak aja kerjaanya) Naik gajah terbang. HAHAHAHAHA. Ga sadar umur dan badan emang. Jadi itu ada bentuk gajah, heli, roket, dan lain-lain yang muter-muter naik-turun, naik-turun.


Sedangkan yang lain mah bocah-bocah, ini saya duduknya aja sempit, kakinya nekuk parah. HIKS. Iya tapi saya seneng kok. Teriak-teriak girang walaupun diliatin. Ga ada yang kenal ini gapapa deh ya? :)


Malemnya pas makan pecel lele ada pengamen tuh.


Ga sadar saya ikutan nyanyi


Kenceng banget.


Mana alay lagi.


jujurlah sayaaaaang 
aku tak mengapa
biar semuaaa
jelas tlah berbedaaa


Kaka saya udah pasang muka ga kenal sambil nahan ketawa.


Yaudahlah maafin.


Liburannya nista banget.


Gimana liburannya guys?

Selasa, 15 Desember 2015

Pulang?

Kehidupan ini adalah sebuah perjalanan. Dan setiap perjalanan a!kan bermuara pada satu hal, pulang.


Entah pulang dalam definisi apapun itu. Pulang ke rumahnya kah, atau pulang kembali pada dirinya, pada fitrahnya.


Untuk setiap perjalanan yang dilalui, dengan matahari yang terbit tiap harinya. Disadari tau tidak, bahkan diperhatikam atau tidak. Ia kembali. Kembali bersinar. Seperti janjinya setiap hari. Walau ada kabut mendung diatasnya.


Seperti hari yang dilalui, entah itu baik atau buruk. Kenangan dan kisah di masa lalu. Walaupun kabut mendung diatasnya, perlukah disesali apa yang terjadi.


Hanya, hanya, hanya dengan memeluknya erat. Berdamai. Menerima.


Ia akan memanggil dengan seruanNya. Memanggil untuk pulang.



***


IYA BARU SELESAI BACA PULANGNYA TERE LIYE SETELAH BERABAD-ABAD LALU DIBELI. HUHUHUHU.


Jadi ceritanya, bulan-bulan yang lalu, kakak bilang


"Novelnya Tere Liye ada yang baru ya, Sum?"

"OIYAH?"

"Iya tadi kalau gasalah judulnya Pulang gitu liat di kereta"


Dengan semangat 45, besoknya pulang sekolah ke toko buku. Ga ada. Jumatnya lebih lengang ke toko buku lainnya!!. Ga ada. Akhir pekan kesana lagi, ga ada. Jadilah saya sedih-sedih gajelas. Terus Umi bilang

"Ini temen umi ada yang jual online,mau gak?"


"MAULAAAAH!!"

Iya akhirnya beli online. Dan ga lama setelah itu ke ya sebutlah Gramedia, ada. Benar-benar.


Setelah sampe, ga langsung baca. Karena sungguh kejam ulangan dan tugas itu. Yasudahlah.

Dan baru nyelesain hari ini. Sumpah nyesel kenapa baru baca!!!


Tulisan di atas bukan kutipannya kok. Itu terinspirasi dari Novelnya, bab 21. Favorit. Memeluk Erat.


Ah maaf kalau berlebihan. Seleranya memang yang seperti ini. Umi aja sampe ikutan baca novel Tere Liye semuanya :)))))))))))))))))


HAHAHA ini bukan resensi maaf. Baca, baca, resapi.


Kamis, 10 Desember 2015

Meragu

Lagi-lagi berhenti melangkah. Diam, mengambil jeda panjang. Entah harus menuju kemana. Kanan atau kiri, berhenti di persimpangan. Kenapa masih meragu? Apa yang diragukan?


Lagi-lagi berpikir. Tentang sebuah keputusan besarkah? Tentang menjatuhkan pada sebuah pilihan. 


Lagi-lagi saya meragu. Bisik sana dan sini tak berpengaruh apapun. Membuat bising. Pusing. 


Namun lagi-lagi bertanya pula, kenapa harus meragu? Kemudian ada yang berbisik


Atau kamu takut?