Rabu, 27 Juli 2016
CALLIPS
Senin, 18 Juli 2016
Berlawan Arah
Suatu ketika saat kamu sedang memiliki perasaan kepada seseorang, tiba-tiba muncul orang lain yang memiliki niat terbaik dalam hidupnya untukmu. Apakah kamu berani melawan arah perasaanmu?Suatu ketika, impianmu runtuh satu persatu bukan karena kamu tidak berjuang mewujudkan. Tapi orang tuamu tidak setuju dengan segala hal yang kamu utarakan, mereka berharap besar terhadapmu. Apakah kamu berani melawan arah impianmu?Di tengah jalan, kita akan dihadapkan pada hal-hal yang semenggelisahkan itu. Karena rumusnya adalah, perasaan tidak selalu sama dengan kenyataan. Dan Tuhan itu menghadirkan kenyataan-kenyataan untuk membuat kita mengerti bahwa menjalani hidup itu tidak sama dengan angan-angan.Kita belajar berkali-kali tentang yang terbaik itu selalu Allah yang Maha Mengetahui. Hanya saja, ilmu kita tentang itu tidak pernah sampai dalam setiap langkah kita. Kita semacam merasa paling tahu yang terbaik untuk diri kita sendiri padahal sebenarnya kita tidak tahu apa-apa.
Kekecewaan itu lahir dari ketidakmengertian kita tentang keikhlasan.
Minggu, 17 Juli 2016
Sabtu, 09 Juli 2016
Antara berjalan dan menyelam
Berdampingan dengan garis khayal di antaranya
Pasang dan surut begitu kehidupan
Tersenyum di pagi hari
Setelah lelah mencari di saat gelap
Melepas peluh demi sesuap nasi
Biar teriakan menggema langsung di langit biru
Berlari penuh suka cita dengan kaki polosnya
Menyentuh bulir-bulir pasir putih
Terbit dan terbenam
Pergi dan kembali
Senin, 04 Juli 2016
Huftie
Tersering akhir-akhir ini :
"Sumayyah berangkat kapan?"
Berangkat kemana sih buk
"Awal Agustus kali ya... hehehe"
-----------
"Nanti ngekost dong?"
Maunya juga bawa rumah sekalian isinya mbak
"Iya udah dapet Alhamdulillah nih hehehe"
-----------------
"Wah jauh ya.."
Cuma tiga jam setengah tante kalau lancar.
"Iya hahaha biar mandiri"
--------------
Senangnya mendapat perhatian banyak orang yang walaupun banyak pengulangan. Kadang bikin gemes sendiri.
Belajar selanjutnya adalah untuk ga baper a.k.a bawa perasaan. Gini-gini .. saya anaknya perasa kok hehe.
Setelah 18 tahun belum pernah meninggalkan rumah dan orang-orangnya. Paling lama lima hari waktu Jambore. Sudah. Selebihnya saya menjadi anak rumahan dan orang yang family oriented.
Kaka saya pernah pesantren pas SMP. Abang saya kuliah di tempat yang 8 jam naik kereta atau 15 jam naik bis dan satu jam lebih naik pesawat.
Saya belum pernah kemana-mana. Selama 18 tahun ini.
Jadi wajar kalau umi bilang
"Jangan nangis ya kamu!"
"Baper deh pasti Sumayyah mah"
"Umi jadi kepikiran"
Terus saya jawab asal
"Aku mau pulang seminggu sekali biarin ga makan juga"
"Kayanya baru ga baper abis dua tahun"
Sumpah bercanda kok.
Bukan manja juga sih. Cuma apa ya. Sebagai anak tengah yang hidup di keluarga besar (keluarga besar itu lebih dari tiga anak, empat itu lebih dari tiga kan?) saya sudah sangat terbiasa dengan kehadiran mereka.
Umi yang nyiapin sarapan. Ayah yang nganter ke sekolah. Kaka tempat sampah setiap cerita. Salman teman berantem setiap malam. Yasin yang ke laut aja deh, gak deh, yang serba bisa.
Jadi, sebenarnya cuma masalah watu untuk membiasakan. Merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Juga menulis setiap cerita di lembar baru.
Alih-alih baper kaya gini, kadang ngerasa excited sekaligus penasaran juga. Saya lagi seneng nge-list barang-barang yang harus ada di kost, pengen ngehias kaya apa, bawaan dari rumah, dan lain-lain.
Mungkin harus dalam kondisi yang seperti ini biar anaknya keluar dari rumah. Keluar dari zona nyamannya juga. Juga banyak-banyak belajar dari kehidupan yang benar-benar hidup?
Dan satu lagi, yakin bahwa yang saya --kita-- miliki hanya Allah. Satu-satunya pelindung dan tempat bergantung.
Biarin ya si anak kecil ini belajar dan sotau.
Jumat, 01 Juli 2016
Mengenang
Biarkan saya mengenang untuk terakhir kalinya.
Sebelum disimpan di dalam kotak yang diletakan di sudut.
Untuk mengingat bahwa mimpi itu pernah ada.
Sekali aja, ini yang terakhir.
--------