Rabu, 27 Juli 2016

CALLIPS


Mari bercerita, kembali pada tiga tahun silam

Selesai bersekolah di sekolah dengan predikat IT (Islam Terpadu) di belakangnya, saya melanjutkan ke sebuah sekolah negeri. Saya banyak bersyukur bisa mendapat banyak bekal yang akan mengisi hari-hari saya disana. Termasuk kerudung putih yang dulu belum sering dipakai oleh orang-orang. Kerudung yang ternyata menjadi sebuah cerita di tiga tahun kemudian. 



Agustus 2013
Ada satu teman saya yang menanyakan perihal kerudung yang saya kenakan. Uhm, sedikit? Lebih tebal dan lebar. Saya membeli itu dari adik kelas saya ketika SMP. Akhirnya saya menjadi semacam perantara atau ya distributor lebih tepatnya. Belum banyak yang beli saat itu, hanya satu, dua. Saya juga belum mengambil keuntungan sepeser pun. Murni ingin membantu saja.

Januari 2014
Adik kelas saya itu bilang mau fokus UN SMP. Dengan berbaik hati dia memberi tahu dimana dia mengambil kerudung putih itu. Saya akhirnya mulai beli sendiri, membungkus sendiri. Sudah lumayan juga yang pesan. Karena butuh ongkos juga saya mulai berhitung berapa harga yang seharusnya.

Juli 2014
Saya rasa disitu adalah satu titik dimana bisnis saya mulai beranjak perlahan. Saya sudah punya buku catatan sendiri, sudah lumayan dikenal kerudungnya, sudah banyak yang berlalu lalang dengan kerudung itu. Terus dan terus, Allah memberi rezeki yang tiada terkira.

Februari 2015
Kalau tidak salah. Kelas 11 semester dua, saya mulai membuat nama Callips. Random, banget. Saat itu sedang mempelajari jaringan tumbuhan. Tau kaliptra? Tudung akar pada tumbuhan. Bagian terluar akar yag berfungsi sebagai pelindung sekaligus memperluas penyerapan akar. Iya aneh. Iya IPA banget. Iya saya udah buntu banget saat itu.

Kenapa kaliptra? Kenapa tudung akar? Karena satu hal menurut saya, eum dua hal sih, hijab adalah pelindung bagi setiap muslimah, melindungi diri dari segala hal yang mengundang keburukan. Kedua, hijab tidak membatasi kita dalam berkarya, justru memperluas dalam menyerap segala-segala kebaikan.

Juli 2016
Alhamdulillah sudah sekitar 1500 kerudung yang sampai di tangan teman-teman. Bukan lagi yang warna putih saja, tapi warna-warna yang suka bikin saya kelimpungan sendiri buat nyocokin warnanya. Bukan lagi pakai plastik bawang (HAHAHA) karena segala sok sibuknya saya, sekarang sudah pakai plastik tempel:p Sudah punya logo sendiri yang super lucu tapi tidak kunjung cetak karena kemageran saya. Bukan Cuma teman-teman satu sekolah tapi sudah sampai Blora. Bahkan sekarang tidak lagi dibawa ke kelas yang mengundang pertanyaan guru,

“Sumayyah bawaanya banyak banget?”

Sudah bisa duduk anteng terus buka aplikasi ojek online. Sudah punya ATM sendiri (telat banget emang) Sudah bisa bilang,

“Boleeh nanti ditrasfer aja”

Buat saya, Callips, bukan hanya sekedar keuntungan tentang uang, uang, dan uang. Tapi buat saya ini adalah suatu ladang amal yang Allah berikan pada saya. Allah membuka suatu ladang yang bisa saya usahakan disana. Menebar kebaikan berantai. Mengajak pada suatu perubahan. Mungkin, baru ini yang bisa saya lakukan, saya usahakan, menjadi hambanNya yang paling baik di sisiNya , bermanfaat buat orang lain. Mungkin baru ini yang bisa saya lakukan untuk agama Allah. (Semoga, semoga memang menebar kebermanfaatan)

Ada banyak kebahagian yang Callips kasih sama saya, semoga kamu pun begitu. Mengetahui kabar orang-orang yang memutuskan untuk  berhijrah. Menjadi orang yang awal-awal tahu sebuah keputusan besar dari mereka,

“Sum, pesen kerudung putih tiga, satu coklat”
“Waaaah fix nih?”
“Alhamdulillah, Sum. Doain ya”

Saya ingin jabarkan apa yang lebih dari kata bahagia. Saya doakan bayak-banyak. Saya doakan diri sendiri semoga selalu menjaga niat.

Kadang saya merasa lelah dan ingin berhenti. Merasa kurang maksimal dan lainnya. Satu fakta yang suka membuat geregetan teman-teman saya: Saya ga enakan kalau nagih uangnya. Saya tau itu 
menjadi hak saya, tapi rasanya, saya sungkan sendiri. Habis itu saya banyak diomeli banyak orang.

Kadang saya terlambat ngasih kerudungnya. Mengecewakan orang lain dan juga diri sendiri. Kesannya seperti menunda kebaikan. Kadang saya salah pilih warna, karena tidak fokus. Kadang saya bawa kerudung yang belum dibungkus ke sekolah, dan curi-curi waktu untuk membungkusnya. Kadang banyak sekali kesalahan yang saya lakukan. Jadi bersama postingan ini saya memohon maaf kepada seluruh pembeli callips. Juga bisa langsung menghubungi kalau semisal saya lupa kembalian atau saya belum memenuhi hak-hak kalian. (Boleh langsung line aja kuy!)

Saya juga ingin berterima kasih kepada:
  •    Umi , Ayah, Kaka, Yasin, Dede : yang sudah mendukung mulai dari sokongan modal (HAHAHAHAHA) dan dukungan moril lainnya
  •       Fona dan Salsa : Pembeli pertama callips bahkan saat belum punya nama
  •       Siti : Yang udah bikinin logo super cutie dan header flower-flower. Aw!
  •     Tannia : Mejanya selalu ikut berantakan karena kerudung berserakan, bantu buat broadcast, pendengar&penasihat setiap saya curhat
  •       Ghifari dan One : yang kalau dateng kepagian suka bantuin ngebungkus HUHUHU
  •      Danu dan  Sena : yang suka berbaik hati ngebantu nganterin kerudung ke lantai atas (sepik-sepik modus ini mah fix) GAK DEH. Terima kasih!!!!!!!
  •     Temen-temen Sevel: yang suka mangglilin saya, dititipin kerudungnya kalau ada yang mau ambil, dan bantuan lainnya
  •     Temen-temen yang memutuskan berhijrah dan selalu menjadi inspirasa dan motivasi buat saya. Menambah semangat ketika saya mau berhenti. Menjadi pecutan sendiri buat saya ketika malas.
  •     Semua pembeli callips!!!!!!!!!!!!!! SAYA SAYANG BANGET DEEEEEEEEEEEEH!!!!!!!!! Terima kasih atas kepercayaan, kesabaran, dan kebaikan lainnya. Callips ga akan seperti sekarang tanpa kalian.  LUVS LUVS LUVSSSS.




Setelah tiga tahun, saya mulai bertaya,

“Sekarang bagaimana?”
“Terus apa?”

Saya selalu mellow kalau ingat fakta ini. Saya harus mengejar mimpi saya yang lain, disana. Saya masih ingin terus, tapi…

Its really hard to say……………………………

Saya masih terus memikirkan bagaimana caranya. Mohon doanya dari teman-teman semua. Boleh kalau mau ngasih saran apapun itu silahkan.

Callips memberi banyak pelajaran kepada saya. Berbisnis tentu saja, mengelola keuangan iya jelas. Mengajarkan bahwa kebaikan akan membawa kebaikan lainnya. Saya jadi lebih mengenal banyak orang, saya bisa mandiri dalam beberapa hal, saya diajarkan berbagi, bersabar, bekerja keras, pantang menyerah.

Saya kaya dipaksa pisah sama sahabat saya, sama cinta saya. (YAIYALAH W MAH SAMA CALLIPS AJALAH) Dangdut amat, Sum.

Untuk sementara ini, saya umumkan :

LAST ORDER

AUGUST 15 , 2016

Luvs


1 komentar: