Tersering akhir-akhir ini :
"Sumayyah berangkat kapan?"
Berangkat kemana sih buk
"Awal Agustus kali ya... hehehe"
-----------
"Nanti ngekost dong?"
Maunya juga bawa rumah sekalian isinya mbak
"Iya udah dapet Alhamdulillah nih hehehe"
-----------------
"Wah jauh ya.."
Cuma tiga jam setengah tante kalau lancar.
"Iya hahaha biar mandiri"
--------------
Senangnya mendapat perhatian banyak orang yang walaupun banyak pengulangan. Kadang bikin gemes sendiri.
Belajar selanjutnya adalah untuk ga baper a.k.a bawa perasaan. Gini-gini .. saya anaknya perasa kok hehe.
Setelah 18 tahun belum pernah meninggalkan rumah dan orang-orangnya. Paling lama lima hari waktu Jambore. Sudah. Selebihnya saya menjadi anak rumahan dan orang yang family oriented.
Kaka saya pernah pesantren pas SMP. Abang saya kuliah di tempat yang 8 jam naik kereta atau 15 jam naik bis dan satu jam lebih naik pesawat.
Saya belum pernah kemana-mana. Selama 18 tahun ini.
Jadi wajar kalau umi bilang
"Jangan nangis ya kamu!"
"Baper deh pasti Sumayyah mah"
"Umi jadi kepikiran"
Terus saya jawab asal
"Aku mau pulang seminggu sekali biarin ga makan juga"
"Kayanya baru ga baper abis dua tahun"
Sumpah bercanda kok.
Bukan manja juga sih. Cuma apa ya. Sebagai anak tengah yang hidup di keluarga besar (keluarga besar itu lebih dari tiga anak, empat itu lebih dari tiga kan?) saya sudah sangat terbiasa dengan kehadiran mereka.
Umi yang nyiapin sarapan. Ayah yang nganter ke sekolah. Kaka tempat sampah setiap cerita. Salman teman berantem setiap malam. Yasin yang ke laut aja deh, gak deh, yang serba bisa.
Jadi, sebenarnya cuma masalah watu untuk membiasakan. Merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Juga menulis setiap cerita di lembar baru.
Alih-alih baper kaya gini, kadang ngerasa excited sekaligus penasaran juga. Saya lagi seneng nge-list barang-barang yang harus ada di kost, pengen ngehias kaya apa, bawaan dari rumah, dan lain-lain.
Mungkin harus dalam kondisi yang seperti ini biar anaknya keluar dari rumah. Keluar dari zona nyamannya juga. Juga banyak-banyak belajar dari kehidupan yang benar-benar hidup?
Dan satu lagi, yakin bahwa yang saya --kita-- miliki hanya Allah. Satu-satunya pelindung dan tempat bergantung.
Biarin ya si anak kecil ini belajar dan sotau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar