Janji sejanji-janjinya ini adalah yang terakhir.
Biarkan saya mengenang untuk terakhir kalinya.
Sebelum disimpan di dalam kotak yang diletakan di sudut.
Untuk mengingat bahwa mimpi itu pernah ada.
Sekali aja, ini yang terakhir.
--------
Pertama kali bermimpi saat mau lulus dari tk besar. Setiap orang ditanya cita-citanya untuk ditulis di buku tahunan.
"Mau jadi apa Sumayyah?"
"Aku mau jadi guru TK" Tersenyum lebar dengan gigi seri yang hampir tanggal.
Ketika SD kelas 3, saya sangat senang karena ada pelajaran ekstrakurikuler. Setiap anak boleh memilih satu. Saya pilih jurnalistik. Entah apa yang menjadi pertimbangan saat itu, saya juga lupa. Yang jelas dulu saya suka menulis, menulis diary.
Saya sangat menikmati ekskul ini. Hari jumat jam 2 siang adalah hari yang sangat saya tunggu dalam lima hari full day school. Tiga tahun seterusnya saya tetap ambil ekskul jurnalistik.
Pertama kali saya dapat uang sendiri dari hasil menulis. Judulnya "Membeli Tas Baru" dimuat di majalah cendekia, majalah sekolah. Dapat uang 6000 di dalam amplop putih. Sempet ada trip ke SCTV. Pertama kali masuk ke studio di saat cuma bisa nonton dari TV. It was a memorable moment.
Naik kelas 6, saya lagi senang-senangnya baca buku. Mulai dari KKPK sampai Laskar Pelangi. Dari itu saya mendeklarasikan diri ingin menjadi penulis. Mau masuk sastra.
Masuk SMP, saya ambil lagi ekskul jurnalistik.
Sempat diarah-arahkan untuk menjadi dokter. Tapi saya tidak pernah terpanggil. Tapi saya tidak mau mengecewakan harapan orang-orang di sekitar saya. Cita-cita saya berganti lagi : dokter anak.
Begitu seterusnya sampai masuk SMA. Kelas 11 akhir saya mulai mencari apa yang sebenarnya saya inginkan. Sudah terlanjur basah masuk IPA. Saya agak sayang untuk pindah ke rumpun sosial.
Sempat kepikiran masuk komunikasi , tapi terlalu banyak tapinya. Sempat tertarik psikologi. Sempat ingin bisnis. Sempat hampir kesehatan masyarakat. Saking stresnya ingin ambil teknik. Iya ini paling bukan saya.
Terima kasih jurusankuliah.tumblr.com yang menemukan saya pada salah satu profesi mulia: dokter gigi.
Saya mulai cari-cari info sana-sini. Baca jurnalnya. Liat video dan follow banyak akun di instagram.
Sudah saya tekadkan, saya mau jadi dokter gigi. Untungnya yang ini diizinkan dengan suka cita.
Dulu saya suka bingung kalau ada yang nanya,
"Kenapa jadi dokter gigi?"
Tapi saya sudah menemukan jawaban-jawabannya sekarang. Yippie! Karena senyum adalah ibadah, dan biarkan saya menjadi orang yang membuat ibadah kamu semakin indah. Tsadest. Ga juga sih HAHAHA. Adalah alasannya di dalam draft-draft 😜
Saya mencita-citakan sebuah tempat. Yang diam-diam selalu terselip dalam doa, yang diam-diam menjadi background laptop, yang dibagi pada setiap orang.
Tapi jalannya berbeda. Allah menempatkan di tempat lainnya. Saya merasa asing, takut, dan entahlah.
Saya menjadi orang yang paling tidak bersyukur. Bahkan sampai saat ini saya belum membuka laman pengumuman SNMPTN sendiri.
Rasanya kufur nikmat sekali. Di saat banyak orang yang ingin ada di posisi ini.
Sempat terbersit penyesalan kenapa tidak pernah mencoba. Maka berandai-andai itu memang betul pintu masuknya setan. Saya marah sama diri sendiri. Saya kesal. Saya benci dengan pecundang yag satu ini. Pengecut.
Astaghfirullah.
Astaghfirullah.
Astaghfirullah
Iya saya pernah ada di titik yang serendah itu.
Allahummaghfirli
Allahummaghfirli
Allahummaghfirli
Sudah cukup membuka pintu masuknya setan
Hari ini adalah hari terakhir saya bilang nyesel ga soshum
Hari ini adalah hari terakhir saya menjadi orang yang kufur
Hari ini adalah hari terakhir saya menatap tempat lain dengan harap
Hari ini adalah hari dimana saya sangat bersyukur
Hari ini adalah hari dimana saya merealisasikan setiap tulisan yang dulunya saya anggap topeng
Hari ini adalah hari saya berterima kasih pada Umi & Ayah telah mengantarkan dan mendoakan sejauh ini
Hari ini saya menerima
Hari ini saya ikhlas.
Sumayyah Syahidah
Pendidikan Dokter Gigi
Universitas Padjadjaran
Selamat datang kembali, Sum!
Selamat bermimpi-mimpi lagi!
Setelah nangis-nangis semalam. Sekarang sudah lega. Lega betulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar