Jumat, 25 Maret 2016

Menggores Prinsip.

Terlepas dari aturan yang telah diaturNya atau tentang keyakinan padaNya, bahwasannya setiap orang punya prinsip-prinsip yang ia pegang dalam hidup. Prinsip yang perlu dijalani bukan hanya karena TuhanNya ---Meski jelas Tuhan sudah mengatur dalam firmannya--- Tapi prinsip yang diyakini karena tahu sebab dan akibatnya. Dan Tuhan... memberikan kesempatan untuk berpikir kan? Sesuai dengan kapasitas manusia yang tentu saja amat terbatas.


Hidup di lingkungan yang heterogen, dengan manusia yang beragam, yang begini, begitu, sedikit banyak menggores prinsip yang saya pegang. Tentang bagaimana lagi-lagi mengalah pada lingkungan dan terbawa ke dalamnya. Saya kalah dalam menjaga diri saya.


Menggores prinsip yang saya pegang. Rasanya saya berkhianat terhadap nurani. Saya ga ingin melakukan itu. Tapi bilah-bilah pisau menggores prinsip itu.


Pertanyaannya, jadi kamu menyalahkan lingkungan?


Saya bertanggung jawab untuk menyalahkan diri saya sendiri. Saya yang tidak teguh. Pendirian goyah.


Contoh saja, jujur pertama kali saya dibonceng naik motor oleh lelaki (bukan mahram) itu SMA. Terlepas dari bagaimana ayat-ayatNya, saya dari dulu menanamkan bagaimana kemuliaan seorang wanita. Bagaimana menjaga diri dari hal-hal yang bisa mengundang fitnah atau mengundah celah hal-hal yang tidak diinginkan. Bagaimana juga untuk bersikap tidak merendahkan kekuatan. Mungkin terlihat mudah bagi orang lain. Tetapi tidak untuk saya.

"Gapapa rumahnya jauh! Ayo biar cepet!"
"Udah malem!"
"Gapapalah duduk miring aja pake tas ini ga kena"


Jujur beberapa kali saya mengiyakan. Saya menggores prinsip itu. Hingga akhirnya sebelum terkoyak, saya kembali memungut prinsip-prinsip itu. Memegangnya dengan kuat. Dan betapa bahagianya

"Gua kalau liat lu jalan, liat jam dulu. Masih keburu gak. Kayanya keburu. Lagian kalau ditawarin, gamau juga kan?"



Senangnya berdiri di atas prinsip-prinsip yang dibangun sendiri.

"Orang yang punya prinsip dan pendirian, lebih mudah dihargai"


Tadi cuma satu saja contoh dari prinsip yang harus saya pertahankan, temtang bagaimana menghargai diri. Lainnya banyak sekali. Saya jadi sering berperang dengan diri saya sendiri. Ribut bisikan kanan dan kiri.


 Jangan terluka hanya karena serangan di luar kan? Itu alasan. Karena yang bisa menggores cua diri kamu sendiri, Sum.

1 komentar:

  1. wah siapa tuh yang nawarin nebeng?
    AYO JADI PEREMPUAN BERDIKARI

    BalasHapus