Hm.
Banyak pertimbangan setelah memilih yang satu itu. Teriakan pencundang menggema di labirin-labirin pendengaran. Bisik kanan-kiri yang membuat semakin pusing. Banyak bentrokan antara mimpi, harapan dari orang sekitar saya, dan masih banyak lagi.
Akhirnya satu malam, berserah pada satu-satunya tempat bergantung. Saya ga peduli apa lagi kata orang. Biar. Saya sudah memilih.
Disamping itu masih berjuang mengejar apa-apa yang telah digantungkan pada langit. Masih mempertahankan apa yang menjadi doa di setiap sujud.
Rupanya, ini jawabannya. Yang menurutNya baik. Bukan lagi menimbang dengan takaran manusia. Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah.
Kalau ada yang nanya, apa saya menyesal?
Saya bakal jawab, tidak. Tidak lagi terbesit sama sekali tentang pengandaian. Cuma bisa bersyukur masih diberi kesempatan. Bersyukur bisa membahagiakan.
Kalau ada yang nanya, masih mau di Depok?
Saya bakal jawab, tidak. Alhamdulillah sudah jalannya. Alhamdulillah. Sangat-sangat bersyukur dengan apa yang Allah berikan.
Kalau masih ada yang tanya, kenapa engga jadi dokter?
Ini sih minta dirontokkin semua giginya. Gak deh.
"Dan aku diperintahkan agar menjadi orang yang pertama-tama berserah diri" (QS 39: 12)
Mari berserah, bukan berpasrah! :)
Belum ada apa-apanya, Sum. Semoga dikuatkan selalu!
InsyaAllah, your future pedodontist. 🎉
ewwWWwhHHH
BalasHapusBala aja!!!!!!!!
Hapus