Jika berjalan bersama tak memperbaiki kita, maka ikhlaskan kita berjalan di jalan masing-masing. Bahkan jika itu sulit, ikhlaskan. Kita saling tahu bahwa beda jalan belum barang tentu beda tujuan. Sementara, masihkah kau mencemaskan kepergian kala rumah yang sama menjadi tujuan untuk tinggal? Aku tidak cemas dengan rencana baik Tuhan.
Kepergian memang tak menyisakan baik-baik saja setelahnya. Bahkan jika itu pergi untuk kebaikan kita. Namun, kau harus ingat ini baik-baik, bahwa bertahan pada hal-hal yang mendekati buruk tak memberi kita perbaikan. Meski mungkin jika berbenah bersama-sama akan terasa lebih mudah, ikhlaskan “sendiri” menjadi cara untuk “memperbaiki”.
Dalam kesendirian kita jadi bisa lebih banyak bergantung pada Sang Pencipta, bukan pada masing-masing kita yang adalah sebatas ciptaan-Nya. Akan mengerikan mengetahui tempat bergantung adalah pondasi yang busung, bukan kokoh lebih dari segala yang nampak perkasa. Tanpamu aku akan baik-baik saja dan menjadi manusia yang “baik-baik” selama Tuhan kuikutsertakan.
Kau takut jika akhirnya kita tidak menemui senang di masa mendatang? Takutlah pada kita yang semakin memburuk jika terus-terusan terpuruk. Bahkan jika kita tidak lagi bersama, kita masih punya doa untuk diijabah. Maka ikhlaskan aku, kumohon. Mari kita selesaikan kita di masa lalu dan menulis kita yang baru. Jodoh adalah cerminan diri kita. Jangan takut aku bukan untukmu.
Maafkan. Aku hanya ingin dimenangkan dengan cara yang halal.
(Source: satusenja.tumblr.com)
Cie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar