Kukira semua baik-baik saja. Rupanya aku keliru. Ternyata ada bom waktu yang menunggu untuk diledakkan. Puncak dari amarah karena ketidakpercayaan. Kebohongan yang mulanya kecil kini kian menggunung. Sulit lagi untuk membedakan. Bagaimana pakar wajah, apakah dia berbohong? Hilangnya rasa bersalah kala melanggar fitrah sebagai seorang manusia.
Kukira semua baik-baik saja. Rupanya aku keliru. Tawa ini ternyata menyimpan kesedihan begitu mendalam. Aku masih bisa mendengar isakkan yang pilu, seraya menggigit bantalku, takut terdengar pula tangisanku. Air mata yang sudah lama tertahan itu akhirnya turun juga. Menderas seiring dengan kecewa yang entah sudah diterimanya beberapa kali.
Kukira semua baik saja. Pagi tadi masih terasa hangat. Kesibukan pagi yang aku rindukan. Walaupun aku masih berada di balik selimut. Pagi tadi masih ribut. Sibuk menyiapkan keperluan hari ini. Hanya, tidak tahu bahwa siang sudah menyiapakan sesuatu.
Kukira semua baik saja. Rupanya ada kepingan-kepingan sakit hati, kekecewaan, dan rasa tidak percaya yang terlanjur berkeping. Beranak satu demi satu.
Kukira semua baik saja, ah, ini kah memang hidup yang berliku?
Semoga semua akan baik saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar